Peran Jakarta Islamic Centre dalam Pengembangan Wisata Syariah Di Jakarta
Bismillahirohmanirrohim... Assalamualaikum Wr. Wb.
Sodara" ku yang seiman dan setakwa. Pada kesempatan kali ini Saya akan membuat sebuah Artikel mengenai "Peran Jakarta Islamic Centre dalam Pengembangan Wisata Syariah di Jakarta". Semoga dengan dibuatnya Artikel ini, dapat bermanfaat untuk kita Semua. Aamiin Barakallahuma Aamiin.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan mengembangkan
ekonomi domestik, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf), kini bernama Kemen terian Pariwisata, mencanangkan program
wisata syariah dengan mengusung tema "Indonesia as Friendly Muslim
Destination" atau Indonesia sebagai tujuan yang ramah bagi wisatawan
Muslim.
Kini, pada 2014, Indonesia dimasukkan dalam satu dari Top 10 Muslim-friendly destinations (10 besar tujuan wisata yang ramah kepada umat Islam). Kesepuluh negara tersebut adalah Malaysia, Uni Emirat Arab, Turki, Indonesia, Arab Saudi, Singapura, Maroko, Jordan, Qatar, dan Tunisia. Jika faktor utama keberhasilan Malaysia dalam menarik minat wisatawan Muslim dari mancanegara adalah keramahtamahan, Maka hal itu tidaklah sepenuhnya dikatakan benar. Karena, menurut Lonely Planet dan berdasarkan hasil survei The Smiling Report 2009, Indonesia adalah negara paling murah senyum di dunia. Tidak tanggung-tanggung, skornya adalah 98 %. Selain itu, untuk kategori salam (greeting) Indonesia dinyatakan berada di posisi puncak sejajar dengan Hong Kong.
Kemampuan orang Malaysia dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan Bahasa Arab,hampir merata di setiap tingkatan profesi. Misalnya dalam sebuah masjid. Mengapa saya mengambil contoh masjid? Karena wisatawan Muslim mancanegara yang taat menjalankan ajaran agamanya selalu saja mencari masjid ketika waktu shalat tiba walau ia sedang berada di tempat-tempat wisata, pusat keramaian, dan perbelanjaan di luar negaranya.
Bandingkan dengan para pengurus dan petugas, tidak usah sampai marbot, di masjid - masjid yang ada Indonesia khususnya di Jakarta, berapa banyak di antara mereka yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik?
Bismillahirohmanirrohim... Assalamualaikum Wr. Wb.
Sodara" ku yang seiman dan setakwa. Pada kesempatan kali ini Saya akan membuat sebuah Artikel mengenai "Peran Jakarta Islamic Centre dalam Pengembangan Wisata Syariah di Jakarta". Semoga dengan dibuatnya Artikel ini, dapat bermanfaat untuk kita Semua. Aamiin Barakallahuma Aamiin.
Kini, pada 2014, Indonesia dimasukkan dalam satu dari Top 10 Muslim-friendly destinations (10 besar tujuan wisata yang ramah kepada umat Islam). Kesepuluh negara tersebut adalah Malaysia, Uni Emirat Arab, Turki, Indonesia, Arab Saudi, Singapura, Maroko, Jordan, Qatar, dan Tunisia. Jika faktor utama keberhasilan Malaysia dalam menarik minat wisatawan Muslim dari mancanegara adalah keramahtamahan, Maka hal itu tidaklah sepenuhnya dikatakan benar. Karena, menurut Lonely Planet dan berdasarkan hasil survei The Smiling Report 2009, Indonesia adalah negara paling murah senyum di dunia. Tidak tanggung-tanggung, skornya adalah 98 %. Selain itu, untuk kategori salam (greeting) Indonesia dinyatakan berada di posisi puncak sejajar dengan Hong Kong.
Kemampuan orang Malaysia dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan Bahasa Arab,hampir merata di setiap tingkatan profesi. Misalnya dalam sebuah masjid. Mengapa saya mengambil contoh masjid? Karena wisatawan Muslim mancanegara yang taat menjalankan ajaran agamanya selalu saja mencari masjid ketika waktu shalat tiba walau ia sedang berada di tempat-tempat wisata, pusat keramaian, dan perbelanjaan di luar negaranya.
Bandingkan dengan para pengurus dan petugas, tidak usah sampai marbot, di masjid - masjid yang ada Indonesia khususnya di Jakarta, berapa banyak di antara mereka yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik?
Oleh sebab itu, menurut
saya hal tersebut didasari dengan pengetahuan Agama Islam. Peran Islam dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada dasarnya ada 2 (dua), yaitu: (1) Menjadikan aqidah Islam
sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.(2) Menjadikan syariah
Islam sebagai standar penggunaan ilmu pengetahuan. Berkaitan dengan peran agama Islam
yang pertama, aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa
oleh Rasulullah SAW. Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa
ketika aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek
harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep
iptek harus distandarisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan
Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya. Selain hal kedua hal tersebut
daya tarik dari lokasi JIC tersebut akan menarik wisatawan Mancanegara dalam
pengembangan Wisata Syariah Di Jakarta. Melihat masa lampau JIC yang
mencengkam, kini menjadi suasana yang menyejukkan, megah dan keadaan wilayah
JIC yang ramai akan orang berdagang menjadikan wisatawan semakin tertarik untuk
terus datang ke JIC ini. Dengan demikian JIC bisa dijadikan sebagai pusat
perkembangan Wisata Syariah Di Jakarta. Karena pusat daya tarik dari Masjid JIC
itu sendiri dan para warga yang berjualan diwilayah tersebut. Apalagi ditambah
dengan dasar ilmu pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan Teknologi (IPTEK).
2 comments:
subhanallah :)
hehe makasih dee
Post a Comment